Sabtu, 22 Februari 2014

Pertama versi Dervian

Hanya aku yang merasa seperti ini, ataukah kau juga merasakan hal ya sama?
Jujur saja, aku memang mengaggumimu dari awal sejak saat aku mendengar mu dan melihat mu berbicara, ditambah lagi tugasku memotret dirimu.
Masih terbayang ketika kamu berdiri dari sofa-single di atas panggung kecil dan memegang mic, lalu kamu berbicara, " Suatu kehormatan saya yang masih mahasiswa baru, berada di sini, diantara petinggi petinggi lembaga fakultas. Baiklah, jadi menurut saya korupsi itu memang benar penyakit yang sudah kronis di Indonesia......."--- Aku lupa lanjutannya.
Well, selama itu aku bertugas memotret sana sini, selama itu juga aku menikmati pembicaraan mu diatas panggung. Hebat. Fikiranmu memang luar biasa.

Terlebih lagi, aku terkejut ketika kamu tiba-tiba duduk di depanku saat aku sedang membaca koran, yang katamu " Gila, itu koran lebih gede dari pada orang yang baca". Sebenarnya masih bingung juga, kenapa tiba-tiba kamu bisa menebak yang duduk disana itu aku? padahal, wajahku saja tertutup koran. Ohya, sebenarnya agak merasa "terusik" ketika kamu sudah tiba-tiba datang dan mengomentari semua tentangku. Terlalu kritis, mungkin.

" Lo ngapain udah sore di coffee shop sendirian, deh? Jombs banget ya " - ujarmu sambil tertawa.

" Ih itu lo minum kopi yang level paling max ya? Hadeh, awas tuh badan gak kuat nyerap kafein sebanyak itu " - sembari menunjuk nunjuk gelas plastik kopi ku

Yang tadinya kagum, sempat merasa kesal juga. Ini orang dateng-dateng langsung rese aja. " Ada apa sih lo dateng tiba-tiba? Pake komentarin gue segala. Kalo enggak penting, mending gausah ke gue", ucapku sambil melipat koran. Tapi kamu bukannya langsung menjawab, malah tertawa terbahak-bahak.

"Wey, selow dong! galak amat nih. Gue itu kesini mau bilang sama lo, kalo foto- foto yang waktu acara kemarin, bagus-bagus banget. Apalagi pas bagian foto-foto guenya, beuh.. pas banget anglenya. Emang deh, pro abis lo ", kamu bicara dengan raut wajah yang senang.

"Ohh gitu, Iya sama-sama. Gue biasa aja kok, tapi ya syukur deh kalo lo dan yang lain suka hasil dokumentasi kemarin" balasku dengan senyum simpul

Hanya sedikit sih perbincangan kita saat itu, karena waktu sudah menuju petang. Sebelum kita sama sama beranjak, hp mu mulai bergetar dan kamu mengecek apa isinya.

"Ah kan nyaris lupa belum beli cookies kesukaan nyokap. Well, kayaknya kita harus menyudahi obrolan kita hari ini. Hmmm.... Ohya nama gue Taufan" Kita sama sama berdiri dan dia mengulurkan tangan kanannya untuk berkenalan formal

"Ohya gue juga mau pulang kok. Nama gue.. Der..", ketika aku ingin berjabat tangan kamu malah menarik tanganmu sendiri

"Udah tau kok nama lo Dervian, Hahaha" , selalu tertawa. Dasar si rese. Kita berjalan dari tempat duduk yang ditempati, kamu ke etalase kue dan aku menuju pintu keluar coffee shop itu. Tapi, lagi lagi kamu....

"Dervian, itu di tas lo kayak anak kecil aja sih. gantung-gantung boneka kecil kucing! Hahahaha ". kali ini volumenya agar besar, sampai sekitarku melihat ke arahku semua. Aku hanya bisa menggelengkan kepala, lalu keluar dari coffee shop itu.


Lucu rasanya, kalau ingat kejadian tersebut. Awal dari perkenalan kita, haha emang kamu itu nyebelin dan bawel banget, suka komentar sana-sini pula. Tapi tetap kamu itu......... meganggumkan,fan.

Regrads,
Dervian Ashigarra.

- to be continue-









Rabu, 19 Februari 2014

Lupa Daratan

Manusia.
Yang diciptakan paling mulia diantara makhluk ciptaan Tuhan lainnya
Manusia.
Punya takdir untuk bisa berjalan, berjalan diatas tanah, diatas daratan.
Manusia.
Tidak bisa terbang seperti burung, dan bertahan lama-lama berenang di air seperti ikan.
Tetapi, sebenarnya.
Manusia.
Bisa terbang sangat tinggi, dan menyelam sangat dalam.
Apakah manusia, nanti, atau kapanpun dimasa bernafasnya tibat iba tumbuh sayap dan sirip?
Tidak. Tidak sejelas kasat mata yang kita tahu
Manusia.
Akan memiliki sayap dan sirip yang samar, bisa dirasakan tapi tidak terhilat jelas.
Manusia.
Yang sayapnya ada ketika terlalu tinggi melangkah, menjadi tinggi langkahnya karena hatinya ikut tinggi. Karena terlalu biasa dalam "pujian", karena selalu berpikir " saya paling hebat", dan selalu berfikir " saya sempurna" karena lupa  siapa Yang Maha Sempurna.
Manusia itu akan terbang, jauh keatas, merasanya nyaman bersama angin.
Namun, sebenarnya.
Manusia itu lupa kodratnya bukan untuk terbang. Tapi, Manusia itu tidak tahu-bahkan-enggan kembali ke daratan.Baginya, langit itu sudah jadi persinggahan terbaik.Akhirnya, jadi lupa daratan.
Sayangnya, terbang ke langit adalah cobaan dari Tuhan
Manusia.
Tetap saja harus kembali turun ke daratan siap-tidak siap, tergantung Tuhan yang menentukan kapan manusia itu menyudahi terbangnya dilangit.
Manusia.
Yang tidak siap untuk 'mendarat' dari terbangnya, akan bingung mencari dimana daratannya, akan bingung bagaimana caranya. Lalu, akibatnya manusia yang bingung tadi karena terlalu nyaman dalam angin di langit menjadi jatuh dan tenggelam dalam laut.
Akan kah manusia itu dapat bertahan, dan kembali ke daratannya?
Selama tidak lupa daratan dan tidak lupa Pencipta Ia, daratan, langit, dan laut itu, pasti akan bisa kembali.
Karena lautan, yang selama ini selalu dikatakan cobaan dibanding langit.
Sebenarnya adalah tempat manusia itu meng-evaluasi dirinya. Disanalah kebaikan dan anugrah Tuhan berada.

-dan itulah perjungan kita-
note: penulis berada diantara laptop, dan banyak makanan. serta pikiran yang porisnya 11:12 sama makanannya. Penulis udah lama vakum buat jadi "nulis-nulis' kayak ginian. Maaf pilihan kata yang kurang, dan alur yang gak jelas. Biarkanlah penulis kembali memasang kepingan-kepingan kemampuannya di masa lampau.


Lanjut makan lagi.
Regrads,
Hanindita

Sabtu, 15 Februari 2014

My love

Berawal dari disogoki musik the true boyband 'Westlife' dan menjadi anak-anak normal dengan mendengarkan lagu anak-anak lokal berkualitas, rasa cinta pada musik tertanam dalam jiwa ini. Tumbuh dan berkembang dengan di'liar'kan dalam mencari pengetahuan musik, namun tetap terarah, akhirnya jatuh hati dengan alat musik tiup ini. Lalu, jadilah saya pengaggum saxophone sejak menggunakan seragam putih-merah. Namun lukisan ini baru terealisasikan saat saya SMP. Ingat betul rasanya menggoreskan pensil untuk sketsa dari titik awal hingga akhir sampai sempat menangis karena begitu kompleks bentuknya, tapi itu tidak jadi halangan untuk berhenti.Indah-gagah-walau tidak nyata. 

Inilah adalah pikiran tak terarah yang terarahkan. Entahlah, bagi saya doodling adalah kegiatan pengusir bosan paling ampuh dan mood boosting. Saya sadari saya suka doodling sejak kecil ( well, sebenernya semua orang juga begitu) dari coret-coret tembok, gambar-gambar di buku paket zaman sekolah ( sampai ditegur ibu kenapa bukunya penuh gambar2), atau gambar-gambar di halaman belakang buku catatan atau bahkan di sela sela catatan sekolah sendiri. Sampe kuliah juga gitu sih sebenernya, ( sebentar lagi kayaknya KHUP,KHUPer,KUHAP saya bakal ada coret2 lucu). Ohya, gambar diatas itu terinspirasi dari buku the poltics book dari DK publishing. Saya mengambil beberapa quotes orang2 poltik hebat disana, dan jadilah halaman pertama binder saya di semester ini. Semoga jadi bersemangat :)


Regrads,
Hanindita

Sabtu, 01 Februari 2014

panggilan

Bagiku, saat ku tumbuh.
Tangan dan kaki, juga hati ku.
Bukanlah lagi hanya untuku, serta kepentinganku.
Bagiku, saat ku sadar.
Ada sesuatu yang memanggiku, dan menariku.
Suara yang begitu lembut, menyapa telinga hati.
Bagiku, saat ku paham
Panggilan itu tertuju jelas, iya, benar untuku.
Panggilan yang mengajak untuk memanfaatkan diriku.
Ke mana? Bukan hal negatif, tenanglah.
Kakiku melangkah menuju tempat dimana bersembunyi banyak keindahan mimpi
dan tangankulah yang bertugas untuk membongkar, apa yang telah menutupinya
lalu, hatiku? jelas sebagai penyeimbang antara tangan dan kakiku,

Semoga panggilan ini tak henti memanggil jiwaku, terus membisikan kepada hatiku agar aku terus tergerak menggali dan mewujudkan mimpi di banyak tempat, karena.. bagiku,saatku dewasa, kelak, aku ingin bisa membagi apa yang terlalu banyak pada diriku, kebahagiaan. 

Insyallah. 
Amin.

-Hanindita-